MAKALAH BAHASA ARAB TENTANG FI'IL MUDHORI






"MAKALAH BAHASA ARAB TENTANG FI'IL MUDHORI"




















KATA PENGANTAR






Puji serta syukur kehadirat Allah  Swt  atas karunianya sehingga penyusunn makalah ini telah terselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Agung Muhammad Saw  yang telah membawa kita dari zaman dzulumati Al- jahiliyyati ila zamani An- Nuril ilmi.
Makalah ini berjudul “ FINGIL MUDHORI ”, makalah ini merupakan bentuk pemenuhan tugas dari mata kuliah Bahasa Arab.
Tentu makalah ini belum bisa dikatakan baik dan sempurna. Untuk itulah, kami dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Supaya dikemudian hari kami dapat memperbaiki dan menyempurnakan  makalah ini, serta kami dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kami lakukan.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi kami pribadi dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Aamiin.



Kebumen, 21 Desember 2016




Penyusun





DAFTAR ISI


HALAMAN
KATA PENGANTAR........................................................................................ I

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN :
A. Pengertian Fiil Mudhori............................................................................... 3
B. Kalsifikasi Fiil Mudhori............................................................................... 4
C. Ciri-ciri Fiil Mudhori................................................................................... 5

BAB 3 PENUTUP :
A. Kesimpulan ................................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9




BAB I
 PENDAHULUAN


A.                Latar Belakang Masalah

Sebagai Umat Islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari Al-Qur’an  dan Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaran Islam yang harus kita pegang teguh. Tentunya, kita tidak mungkin memahami kedua sumber itu kecuali setelah mengetahiu kaidah-kaidah Bahasa Arab, khususnya Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf. Karena keduanya merupakan kunci dalam mempelajari al-Qur’an dan Sunnah.
Ketika hendak mempelajari ilmu Nahwu dan Sharaf, kebanyakan kalangan Umat Islam masih mempunyai pandangan bahwa belajar Ilmu Nahwu itu sulit, Sehingga banyak juga kalangan Umat Islam yang merasa malas untuk mempelajari kaidah Bahasa Arab yang disebut dengan Ilmu Nahwu dan Sharaf.
Untuk mempermudah umat islam dalam memahami ilmu nahwu ini kami berinisiatif membuat makalah ini, dan salah satu cabang dari Ilmu Nahwu ini adalah Fi’il Mudhori. Fi’il yang satu ini memang sedikit berbeda dengan fi’il lainnya. Sebab kedudukan dan serta pengaplikasiannya yang memang belum banyak orang mengetahui serta terdapat pengecualian-pengecualian yang membuat fi’il ini semakin berbeda. Untuk itulah kami mengangkat tema Fi’il Mudhori untuk mengenalkan klasifikasi, bentuk, maupun kedudukan dari Fi’il Mudhori.





B.  Rumusan Masalah
 
1.      Bagaimana Klasifikasi Fiil Mudhori’?
2.      Apa saja ciri-ciri dari Fiil Mudhori’?



BAB II
PEMBAHASAN


A.                Pengertian  Fi’il Mudhori

          Fi’il Mudhari adalah kata kerja atau kalimat yang menunjukkan makna sedang dilakukan atau yang akan dilakukakn (hal dan istikbal)[3]. Ataupun  (kata kerja bentuk sedang atau akan)  kata kerja yang menunjukan kejadian sesuatu  pada saat  berbicara atau setelahnya, pantas digunakan untuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung.[4] Itulah sebabnya Fi’il Mudhori selalu diterjemahkan “sedang atau akan” misalnya kita ambil dari Fi’il Madhi (sudah terjadi) menjadi Fi’il Mudhori (akan terjadi). 
        Misalnya  يكتب      menjadiكتب   “kataba : telah membaca menjadi yaktubu : sedang membaca”.

    [1] Muhammad Noer El-malehiy. ‘Kalimat Fiil (Kata Kerja) dan Ciri-cirinya’     http://tunasmudastainu.blogspot.in/2012/12/kalimat-fiil-kata-kerja-dan-ciri.html
    [2] Ibid.
    3 Kesimpu lan setelah kami kaji dan bahas. Tentunya dengan didapatkan dari sumber yang dipercaya.
    [4] Bayu. ‘Fiil Madhi, Fiil Mudhori’, Fiil Amar’ http://nahwusharaf.wordpress/bahasa-arab/nahwu-shorof/kata-kerja-fiil/fiil-madhi-fiil-mudhori’-fiil-amar


    B.   Klasifikasi Fi’il Mudhori[1]
    1.  Jenis Fi’il Mudhori secara grametikal bahasa terbagi menjadi tiga :
    a.       Fi’il Mudhori  yang sohih akhirnya. Artinya huruf akhirnya tidak berupa huruf ‘ilat. Contoh :     يضر ب         تضر ب             ا ضر ب
    b.      Fi’il Mudhori  Mu’tal akhirnya. Artinya huruf akhirnya berupa huruf ‘ilat.[2] Contoh : يسو ي           ير مي        يغز و    
    Jika Fi’il Mudhori yang mu’tal akhirnya ini bertemu dengan ‘amil jazim maka hukumnya menjadi “mbuang huruf ilat”.
    c.       Fiil Mudhori  yang rofa’nya menggunakan “tetapnya nun”. Artinya huruf akhirnya berupa, alif dhomir tasniah, wawu domir jamak, ya wahdah muanasah mukhotobah. (contohnya dapat dilihat di tabel yang berda di pembahasan selanjutnya)

    2.    Pembagian Fi’il Mudhori secara makna terbagi menjadi :
     a.   Fi’il Maklum yaitu Fi’il yang di sebutkan pelakunya, cara menentukannya secara kamus tasrifiyah
                           Contoh : 
    b.      Fi’il Majhul yaitu Fi’il yang dihapus pelakunya, cara menentukannya huruf awal di baca dhomah dan sebelum huruf akhir di baca fathah
    Contoh:


    [1] Kitab Al-Jurmiyah
    [2] Huruf ‘ilat adalah hamzah, wawu, ya


    C.   Ciri-ciri Fi’il Mudhori
    Fi’il Mudhori’ mempunyai beberapa ciri-ciri atau hukum diantaranya :
    1.  Secara umum Fi’il Mudhori’ itu diawali dengan huruf mudhoro’ah[1] dan selamanya “dirofa’kan”[2] – ada pengecualian.[3]
    2.      Secara khusus Fiil Mudhori  mempunyi hukum seperti di bawah ini :
    Fiil Mudhori  yang sohih akhirnya mendapat ketetapan hukum sama dengan hukum Fiil Mudhori’ secara umum. Yaitu dirofa’kan selamanya, selama belum bertemu ‘amil nasib[4] dan ‘amil jazim. Contoh :                           

     Sementara  Fiil Mudhori yang mu’tal akhirnya yaitu yang huruf akhirnya berupa huruf ‘ilat. Contoh :
                                                                                               



    [1] Huruf mudhoro’ah adalah alif, nun, ya, ta atau biasa disingkat “annaitu”
    [2] Maksudnya dirofa’kan adalah di dhommah huruf akhirnya dari fiil mudhori’
    [3] Pengecualiannya adalah apabila Fiil Mudhori’ yang sohih akhirnya bertemu atau kemasukan ‘amil nasib dan ‘amil jazim maka hukumnya tidak lagi menjadi di rofa’akan, melainkan mengikuti kaidah atau atauran baru sesuai dengan amil yang masuk.
    [4] ‘amil yang menjazimkan

    1.    Fi’il Mudhari mempunyai 14  macam  Dhomir  yaitu :

    Subject
    الضمير
    Dia seorang laki-laki  ( satu orang )
    هو
    Dia laki-laki-laki ( 2 orang )
    هما
    Dia para laki-laki ( 3 orang atau lebih )
    هم
    Dia perempuan ( satu orang )
    هي
    Dia perempuan ( 2 orang )
    هما
    Dia para perempuan ( 3 orang atau lebih )
    هن
    Kamu seorang laki-laki
    أَنت
    Kamu dua orang laki-laki
    أنتما
    Kamu sekalian laki-laki ( 3 atau lebih)
    أنتم
    Kamu seorang perempuan
    أَنتِ
    Kamu dua orang perempuan
    أنتما
    Kamu sekalian perempuan ( 3 atau lebih )
    أنتن
    Saya
    أنا
    Kami
    نحن



    Contohnya adalah dari kata kerja : Menjaga atau menghafal  :
     حَفِظَ –يَحْفَظُ

    المعنى
    الفعل المضارع
    لضمير
    Dia seorang laki-laki Menjaga  ( satu orang )
    يَحْفَظُ
    هو
    Dia laki-laki-laki Menjaga ( 2 orang )
    يحفظان
    هما
    Dia para laki-laki Menjaga ( 3 orang atau lebih )
    يحفظون
    هم
    Dia perempuan Menjaga ( satu orang )
    تحفظ
    هي
    Dia perempuan Menjaga ( 2 orang )
    تحفظان
    هما
    Dia para perempuan Menjaga (3 orang atau lebih )
    يحفظن
    هن
    Kamu seorang laki-laki Menjaga
    تحفظ
    أَنت
    Kamu dua orang laki-laki Menjaga
    تحفظان
    أنتما
    Kamu sekalian laki-laki Menjaga ( 3 atau lebih)
    تحفظون
    أنتم
    Kamu seorang perempuan Menjaga
    تحفظين
    أَنتِ
    Kamu dua orang perempuan Menjaga
    تحفظان
    أنتما
    Kamu sekalian perempuan Menjaga ( 3 atau lebih )
    تحفظن
    أنتن
    Saya Menjaga
    أحفظ
    أنا
    Kami menjaga
    نحفظ
    نحن

    Contohnya adalah : Saya menghafal Al-Qur’an  : انا احفظ القران
    Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa huruf mudhoroah yang terletak di depan Fiil Mudhori disamping sebagai tanda, juga sebagai petunjuk ‘siapa’ pelaku dari Fiil Mudhori.(saya, kamu, dia, atau kita). Sedangkan tambahan huruf pada tiap-tiap akhir fiil Mudhori merupakan petunjuk ‘berapa banyak’ pelakunya.(satu, dua, atau banyak. Lihatlah daftar di atas dengan seksama).   

    4.  Dapat dimasuki huruf sin س dan saufa سَوْفَ contoh: سَيَشْـهَدُ, سَوْفَ َشْـهَدُ
    5.  Dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf ا,ن,ي,ت (اَنَيْتُ) yang disebut huruf mudhara’ah

    Huruf
    Contoh
    Huruf
    Contoh
    ا
    أذْهَـبُ
    ي
    يَذْهَـبُ, يَذْهَبَـانِ, يَذْهَبُــونَ
    ن
    نَذْهَـبُ
    ت
    تَذْهَـبُ, تَذْهَبَــانِ, تَذْهِبْــنَ

    6.  Dapat dimasuki huruf لاَ (tidak)
    Contoh: لاَ يَذْهَـبُ, لاَ يَشْـهَدُ, لاَ يَضْـرِبُ
    7. Apabila Fi’il Mudhori bertemu (ketambahan) dengan amil nasib maka[1] : Ngamil yang menasibkan Fiil Mudhori. Maksudnya adalah Huruf akhir dari Fiil Mudhori yang sudah kemasukan amil nasib harus di ubah irobnya (tandanya) dengan  fathah.
    Contoh :


    Bentuk (huruf) amil nasib :

    اَنْ  لَنْ  اِذَن  كَيْ  لاَمُ كَيْ  لاَمْ جُحُوْدْ  حَتَّ  جَوَبْ  وَوُ  اَوْ  

    8. . Apabila Fi’il Mudhori bertemu (ketambahan) dengan amil jazim maka[2] : Ngamil yang menjazimkan Fiil Mudhori. Maksudnya adalah Huruf akhir dari Fiil Mudhori yang sudah kemasukan amil jazim harus di ubah irobnya (tandanya) dengan  sukun.
    Contoh :


    Bentuk amil Jazim :
    لَمْ   لَّماَ  اَلَم  اَلَمَّا  لاَم اَمَرْ  لا  اِنْ  مَا  مَنْ  مَهْمَا  اِذْمَا  اَيٌّ  مَتَ  اَيَّا نَ  اَيْنَ  اَنَّ  حَيْثُمَا  كَيْفََ ا  
    9. Fiil Mudhori dapat dipastikan sedang dilakukan dengan cara melihat (kemasukan) huruf  Lam Taukid dan Ma Naufi.
    Misal
    Artinya : Berkata Yaqub : “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku....









    BAB III
    PENUTUP

    A.      Kesimpulan
     
    1. Fiil Mudhari adalah kata kerja  yang menunjukan kepada tercapainya suatu perbuatan pada zaman sekarang maupun zaman yang akan datang dan terklasifikasi menjadi beberapa bagian, baik dari segi grametikal maupun pemaknaan  
    2. Tanda-tanda atau ciri-ciri dari fiil ini memang banyak sekali ketentuan, namun yang palin terlihat adalah adanya huruf mudhoroah yang terletak pada awal kalimat dan selamanya di rafakan, walaupun nanti ada pengecualian yaitu sampai bertemu amil nasib dan jazim
    B.       Saran

    Alhamdulillah tugas yang diamanatkan dosen kepada kami telah terselesaikan. Kami mohon saran dan kritinya yang membangun karna memang dalam makalah yang telah kami buat ini, masih banyak kekurangan. Kami sadar kami bukanlah manusia yang sempurna dan kami ingin menjadi orang yang lebih baik lagi dari yang baik, maupun menjadi baik dari yang tadinya buruk. Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain.






    DAFTAR PUSTAKA

    2.      Kitab Al-Jurmiyah
    3.      Muhammad Noer El-malehiy. ‘Kalimat Fiil (Kata Kerja) dan Ciri-cirinya’ http://tunasmudastainu.blogspot.in/2012/12/kalimat-fiil-kata-kerja-dan-ciri.html


















    [1] Sebenarnya kaidah itu masuk ke dalam pengaturan secara grametikal.
    [2] Ibid.


    Post a Comment

    Previous Post Next Post