MAKALAH ULUMUL HADIS TURUNNYA AL-QUR'AN

MAKALAH

“TURUNNYA AL- QUR’AN”

MATA KULIAH ULUMUL QUR’AN
Dosen Pembimbing : Drs. HM. Soleh, M.Pd.I




Disusun oleh :
1.     Muhammad Ali Multazam Wahid                (16115863)
2.     Muhammad Ibrahim Al-Murdi                    (16115864)
3.     Muhammad Khasbi Minannurrohman         (16115865)

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDATUL ULAMA (IAINU) KEBUMEN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018






KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur dengan hati dan pikiran yang tulus kami panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena berkat nikmat dan hidayah-Nya, makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan sesuai waktu yang telah ditetapkan.
Shalawat dan salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk tegaknya syi’ar islam, yang pengaruh dan manfaatnya hingga kini masih kita rasakan.
Selanjutnya makalah ini kami buat sebagai tugas mata kuliah Ulumul Qur’an yang dibimbing oleh Drs. HM.  Soleh, M.Pd.I
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu suksesnya makalah ini, khususnya kepada dosen kami, Bapak Drs. HM. Soleh, M.Pd.I. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ammmiiiinnn
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

         Kebumen, 23 Oktober 2017



         Penyusun













DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................... i
Daftar Isi........................................................................ ii

Pendahuluan
1.     Latar Belakang............................................................. 1
2.     Rumusan Masalah........................................................ 2
3.     Tujuan........................................................................... 2

Pembahasan
1.     Pengertian Nuzulul Qur’an........................................... 3
2.     Proses ( Tahapan) turunnya Al- Qur’an?...................... 4
3.     Hikmah turunnya Al- Qur’an?...................................... 8
Penutup
1.     Kesimpulan.................................................................. 10
2.     Kritik dan saran............................................................ 10


















BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
          Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin dan menjadi sumber ajaran islam yang pertama dan utama. Al-Qur’an harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan mereka agar mereka memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Sehingga tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslimin tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya. Tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga otentitasnya. Upaya itu telah mereka laksanakan  sejak Nabi Muhammad SAW masih berada di Makah dan belum berhijrah ke Madinah hingga saat ini. Upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak Al-Qur’an diturunkan hingga saat ini. Mempelajari Al-Qur’an adalah kewajiban. Terdapat beberapa prinsip dasar untuk memahaminya, khusus dari segi hubungan Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan.
          Atas dasar itulah, perlunya kita memahami terkait sebuah proses, tujuan dan ruang lingkup terkait turunnya Al-Qur’an


B.   Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian Nuzulul Qur’an?
2.     Bagaimana proses turunnya Al- Qur’an?
3.     Apa hikmah turunnya Al- Qur’an?
C.   Tujuan
1.     Mampu mengerti pengertian Nuzulul Qur’an
2.     Mampu mengerti bagaimana proses turunnya Al-Qur’an
3.     Mampu mengerti hikmah diturunkannya Al-Qur’an













BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Nuzulul Qur’an
Secara etimologi nuzulul qur’an berasal dari dua kata yaitu nuzul dan qur’an. Nuzul berarti turun dan al-quran berasal dari kata   - يقرأ- قراء قرأنا - yang berarti bacaan. Sedangkan, secara terminologi nuzulul qur’an berarti peristiwa penting dalam poeristiwa penurunan al- qur’an secara keseluruhan dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah di langit dunia, hingga diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasululloh SAW sesuai dengan peristiwa-peristiwa dalam jangka waktu kurang lebih 23 tahun.
Nuzulul qur’an merupakan mukjizat Allah Swt yang sangat besar karena ini adalah sebuah proses turunnya al-qur’an kepada nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia. Proses nuzulul qur’an bertepatan pada tanggal 17 Ramadhan dan surah yang pertama turun adalah surah al- ‘alaq ayat 1-5 yang terjadi di dalam gua hira.
Proses turunnya al-qur’an ini ada beberapa tahapan :
a.                  Al- qur’an turun sekaligus dari Allah Swt ke laukh mahfuz
b.                 Al- qur’an turun dari laukh mahfuz ke bait al- izzah
c.                  Al- qur’an di turunkan dari bait al- izzah kepada nabi secara berangsur-angsur sesuai kebutuhan
.
B.   Tahap Diturunkannya Al-Qur’an
1.     Tahap Awal (tanazalu al-awwal)
Lauh Al Mahfuz adalah tempat yang tidak bisa diketahui dan digambarkan secara pasti oleh manusia, namun tidak menutup kemungkinan bahwa tempat itu di tafsiri. Seperti yang dilakukan Ibnu Katsir (Mufasirin) yang berpendapat bahwa Lauh Al Mahfuz itu tinggi, dan suci. Di tempat itulah Al-Quran pertamakali ditempatkan, seperti yang diterangkan dalam Q.S Al-Buruj : 21-22. “Bahkan yang didustakan mereka itu ialah  Al-Quran yang mulia yang (tersimpan) dalam Mahfuz” (q.s al-buruj : 21-220)
Sebagai manusia yang tidak punya kuasa untuk memahami hal ghaib seperti di atas, akhirnya, harus mengimani sepenuh hati supaya tidak terjadi kecelakaan dalam beragama. Namun dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perdebatan soal apakah Al-Qur’an diturunkan secara penuh atau secara berangsur-angsur. Kami kemudian membaca referensi yang mengatakan bahwa Al-Quran diturunkan secara penuh.
Salah satu argumentasinya seperti dibawah ini[1] : pertama, dalil (Q.S Al-Buruj 21-22) tidak menunjukan secara jelas bahwa al-quran diturunkan secara berangsur-angsur. Kedua, hikmah Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur tidak cocok dengan tahap awal Al-Quran diturunkannya Al-Quran. Ternyata, argumen tersebut di amini oleh Az-Zarqani.
2.     Tahap Kedua (tanazalu at-tsani)
Al-Qur’an yang secara penuh ditempatkan pertamakali di Lauh Al Mahfuz kemudian melalui tahap ke dua, yaitu masuk di langit dunia (baitul ‘izza) atau langit yang terdekat dengan bumi. Baitul ‘Izza dijelaskan dibeberapa hadis nabi, dan Al-Qur’an[2] (walaupun tidak secara eksplisit). Hadis riwayat hakim dari Said Ibn Jubair dari Ibnu Abbas dari Nabi Muhammad Saw bersabda : “Al-Qur’an itu dipisahkan dari pembuatannya lalu diletakkan dibaitul izzah dari langit dunia, kemudian mulailah Malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad Saw.”
Jika dilihat dari hadis di atas, pada tahap kedua inilah proses penurunan Al-Qur’an pertamakali dilakukan yang sebelumnya telah diletakkan oleh Allah Swt dalam Lauh al Mahfudz. Menurut Az-Zarqani, ketidakeksplisitan itu ternyata mempunyai kandungan bahwa penurunan Al-Qur’an tidak langsung kepada Nabi Muhammad, melainkan di tempatkan pada sebuah tempat yang disebut Baitul ‘Izza dengan argumen bahwa Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur selama dua puluh tahun lebih, tidak satu malam saja seperti pada redaksi Al-Qur’an surat Al-Qadr ayat 97[3]. Riwayat yang dijadikan rujukan oleh Az-Zarqani adalah : pertama, Riwayat Hakim. Kedua, Riwayat Nasa’i Hakim Dan Baihaqi. Ketiga Riwayat Hakim, Baihaqi Dll.   
3.   Tahap Ketiga (tanazalu at-tsalisu)
Sampai ditahap inilah kemudian Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur. Surat yang pertamakali turun[4] dianggap oleh sebagian Mufasir dan Ulama Qur’an diturunkan pada 17 Ramadhan. Ihwal itulah yang kemudian dijadikan bahwa proses Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur telah “dikawiti”.  Kemudian terkait argumen bahwa Al-Qur’an tidak langsung diturunkan kepada nabi diperkuat dengan dalil yang berbunyi : “Ia (Al-Qur’an) itu di bawa turun oleh Ar Ruh Al Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan.” (Q.S As-Syu’ara’ : 193-194)
Mungkin bagi kita yang tidak secara langsung melihat dan merasakan kejadian sewaktu nabi menerima wahyu dari Jibril sulit untuk percaya, juga akan sulit mengerti dan memahami asbabun nuzulnya. Oleh karena itulah, untuk memahami kenapa Al-Qur’an diturunkan secara berangsur pada tahap ketiga ini, kita harus meneliti bagaimana Al-Qur’an bisa sampai kepada nabi, berikut ini cara-cara Al-Qur’an diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. :
Ø Nabi Muhammad Saw adakalanya menerima wahyu sebagai suara lonceng yang menggema dan sayup-sayup, dalam keadaan hati yang berdebar, baru turunlah wahyu itu, namun Malaikat Jibril tidak menampakkan dirinya secara langsung dihadapn nabi. Terkait landasan dasar poin ini adalah ketika nabi menjawab pertanyaan seseorang tentang bagaimanakah wahyu diturunkan, kemudian nabi menjawab seperti pada poin di atas.
Ø Malaikat Jibril menyamar sebagai seorang laki-laki dan berbicara langsung denga nabi, dengan dihafalkan oleh nabi, wahyu yang disampaikan tidak terlalu berat seperti pada cara yang pertama. Setidaknya tidak membuat hati nabi menjadi berdebar. Adakalanya Malaikat Jibril menampakkan dirinya yang asli kepada nabi dan kemudian menyampaikan wahyu yang dibawanya dari Allah Swt. Terkait landasan pada poin ini, peristiwanya pun sama, ketika ada seseorang yang menanyai beliau terkait bagaimana wahyu diturunkan, kemudian belia menjawab sama dengan pion yang ke dua ini.
Ø Juga secara langsung, Allah berkenan menyampaiakan kalamnya secara langsung kepada nabi. Tapi dengan keadaan nabi terjaga (tidak tidur), nabi diberi wahyu secara langsung oleh Allah Swt. Dalil yang mendasari, “(inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Mahabijaksana lagi Mahatahu.” (Q.S Hud : 1)

C.   Hikmah turunnya Al-Qur’an
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dan tidak sekaligus, adalah mengandung beberapa hikmah yang sangat besar, yang terpenting ialah:
1.   Untuk meneguhkan hati Rosululloh SAW agar supaya Al-Qur’an betul-betul meresap dalam sanubari dan menjiwai kehidupan Rosululloh SAW.
2.   Agar terasa mudah  dan ringan bagi rosululloh SAW, sehingga tidak mudah keliru atau lupa.
3.  Betul-betul wahyu Al-Qur’an dapat dikuasai oleh Rosululloh SAW dengan hafalan yang sempurna.
4. Untuk memperbaiki keadaann masyarakat yang berpegang teguh kepada tradisi nenek moyang yang menyembah berhala,maka perlu petunjuk-petunjuk Al-Qur’an diturunkan tahap demi tahap,sehingga tidak terasa sedikit demi sedikit, keadaan masyarakat berubah menjadi baik.
5.    Untuk menghilangkan kemaksiatan yang telah mendarah daging perlu adanya larangan sedikit demi sedikit. Sperti minuman yang memabukkan, berjudi maupun main perempuan dan sebagainya.
6.   Al-Qur’an diturunkan untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan maupun kejadian yang menghebohkan yang timbul ganti berganti sehingga satu demi satu bisa diatasi dengan sempurna.
7.     Dengan sedikit demi sedikit itu, peraturan agama dapat difahami oleh mereka dengan mudah dan terasa ringan, tidak memberatkan.
Dalam Al-Qur’an disebutkan :

وقال الذين كفروا لولاْنزل عليه القراْن جملة وواحدة كذلك لنتبت به فؤدك ورتلناه ترتيلا (الفرقان - 32)

          Yang artinya : “Dan berkata orang-orang kafir : Mengapa Al-Qur’an tidak diturunkan kepadanya sekalipun saja. Demikianlah supaya aku perkuat hatimu dan aku menurunkannya sebagian demi sebagian.” (Q.S. Al-Furqon: 32) (Lihat Tafsir Al Maraghi).






BAB II
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Bahwasannya AL-Qur’an memang diturunkan kepada nabi melalui berbagai cara dan tahap, salah satunyya adalah dengan cara secara langsung, ataupun tidak langsung, juga melalui berbagai tahapan (ada tiga tahapan). Al-Qur’an juga semata-mata diturunkan kepada nabi bukan tanpa tujuan, salah satu hikmah yang bisa diambil adalah Al-Qur’an bertujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menghebohkan, dan kemudian mampu menjadi solutif atas permasalahan-permaslahan yang timbul.
B. Kritik dan Saran
Karena sebuah “buatan” manusia tidak ada yang sempurna, kami sangat menerima kritik serta saran dari para pembaca terkait penulisan serta isi makalah ini. Karena, berawal dari kritiklah kami bisa membangun dan memperbaiki diri.



[1] http://www.zulfanafdhilla.com/2014/10/tahap-tahap-dan-proses-turunnya-al.html?m=1, diakses pada jam 22.42, hari senin, 23 Oktober 2017.
[2] Q.S Ad-Dukhan : 1-6, Al-Qadr : 1 dan Al-Baqarah : 185
[3] “sesungguhnya kami telah menurunkannya (al-qur’an) pada malam kemuliaan.”
[4] al-alaq : 1-5






Post a Comment

Previous Post Next Post