MAKALAH OBSERVASI WISATA RELIGI ; SYAIKH ANOM SIDAKARSA
Tugas Mata Kuliah Komputer
Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI
Semester I
Dosen Pengampu:
Bahrun
Ali Murtopo M.Pd.I
Oleh :
1.
Muhammad Khasbi M
2.
Munawar Ru’yat
3.
Siski Rafli
4.
Akhmad Suyatno
5.
Bisyri Nurahmad
6.
Miftahul Aziz
ISNTITUT
AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (IAINU)
KEBUMEN
TAHUN
AJARAN 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum warrah
matullahi wabarakatuh
Alhamdulillah biqaulillah, wassallatuassalamuala
rassulillah..
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan nikmatnya kepada
saya, sehingga mampu untuk menyelesaikan dan mempersembahkan tulisan ini.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabiyullah Muhammad Saw.
Semoga dengan solawat ini, kita merupakan salah satu umat yang akan mendapat
syafaaftul ‘udma di dunia maupun di akhirat nanti. Aamiin
Dengan tulisan ini, penulis hanya ingin menyampaikan apa yang telah
kelompok penulis observasikan, yaitu tentang wisata religi yang ada di Kebumen
(makam Syaikh Anom Sidakarsa). Penulis lebih tertarik observasi bertemakan
seperti itu sebab dilihat dari segi agama itu sangatlah baik, juga jika dilihat
dari segi pendidikan sangat membantu untuk memerangi kemajuan jaman yang
menghilangkan sejarah-sejarah.. Tulisan ini persembahkan untuk dosen Komputer.
Tidak lupa, penulis mengucapkan beribu terimakasih kepada semua orang
yang telah membantu menyeleaikan tulisan ini. Semoga, jerih payahnya di ganti
dengan balasan pahala yang setimpal. Aamiin
Akhir kata, semoga tulisan kami ini dapat bermanfaat bagi orang lain.
Serta tidak lupa silahkan berilah kritik kepada kami apabila masih terjadi
kesalahan-kesalahan. Kami percaya pembaca adalah orang-orang yang
kritis-progressif.
Wassalamualaikum warrah
matullahi wabarakatuh
Kebumen, 07-01-2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................
I
Daftar Isi....................................................................................
II
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah........................................................
1
B. Maksud Dan Tujuan.............................................................
2
C. Metode Penulisan..................................................................
2
D. Manfaat Penelitian................................................................
2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Landasan Teori......................................................................
3
B. Laporan Observasi Penelitian..............................................
4
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................
8
B. Saran....................................................................................... 8
C. Lampiran................................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai orang Islam Nusantara di Indonesia kita sangat mengenal sosok-sosok
para penyebar agama Islam di Nusantara yaitu Wali Songo. Wali Songo adalah
Sembilan Waliyullah yang menyebarkan agama Islam di Nusantara. Kesembilannya
adalah Sunan Giri, Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan Muria, Sunan Bonang,
Sunan Kali Jaga, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Syaikh Maulana Malik Ibrahim. Wali
Songo sangat terkenal di Indonesia terutama dikalangan Islam Ahlussunnah
Waljama’ah. Dengan karomah dan karismatik serta kesantunan dalam menyebarkan
agama Islam di Nusantara, mereka
menggabungkan antara Islam dengan budaya Nusantara. Sehingga Islam sangat mudah
di terima oleh masyarakat.
Mereka punya cara tersendiri dalam menyebarkan agama
Islam di antaranya adalah Sunan Bonang yang menyebarkan agama Islam menggunakan
bonang (alat musik), kemudian Sunan Kalijaga yang menyebarkan agama Islam
menggunakan kesenian wayang kulit, sehingga menjadikan Islam Nusantara tersebar
luas di Indonesia hingga saat ini. Dari kemashuran Wali Songo tersebut, banyak masyarakat
Indonesia berziarah ke makam Waliyullah. Yang tidak hanya datang dari pulau
Jawa saja, tetapi banyak peziarah datang dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
bahkan dari luar negri. Selain Wali Songo tersebut masih banyak Wali-waliyulloh
yang sangat terkenal karismatik dan kemashurannya, di antaranya adalah
Waliyullah Syaikh Anom Sidakarsa yang berada di daerah Kebumen. Beliau
merupakan salah seorang wali yang ikut berperan serta dalam penyebaran agama
Islam di Kebumen.
Penelitian ini menarik untuk
dilakukan atas dasar pertimbangan: pertama, pentingnya melestarikan peninggalan
bersejarah terutama yang bersifat religi.
Kedua, kami tertarik mengangkat tema objek wisata religi dibanding wisata
keindahan alam (rumornya wisata keindahan alam banyak digunakan untuk
bermaksiat). Jadi, kami berharap dengan semakin banyaknya objek wisata religi
banyak masyarakat khususnya remaja yang tertarik untuk mengunjunginya walau
hanya sekedar bertawassul, namun setidaknya sudah ikut berpartisipasi
melestarikan sejarah Islam yang ada di Tanah Jawa.
Ketiga, kami meneliti makam tersebut karena sejarah
persebaran Agama Islam di Kabupaten Kebumen khususnya di Kecamatan Petanahan. Walaupun Ada dua Makam di Kecamatan
Petahanan yaitu makam Syaikh Abdul Awal dan makam Syaikh Sida Karsa.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari
observasi ini :
- Mengetahui sejarah (karomah dan makam) Syaikh Anom Sidakarsa..
- Untuk mengetahui realisasi mengenai mitos yang berkembang disekitar makam.
- Guna memenuhi tugas mata kuliah computer Ujian Akhir Semester (UAS) semester 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam.
C. Metode Penulisan
Metode yang dipakai
dalam penulisan observasi ini adalah:
- Menentukan tema apa yang akan dibahas. Tema yang akan dibahas adalah “Religi Dan Sejarah”.
- Dengan cara penelitian langsung ke objek penelitian, yaitu Makam Syaikh Anom Sidakarsa “Dukuh Wadas, Desa Bening Sari, Kec. Petanahan, Kab. Kebumen, Prov. Jawa Tengah”.
- Melakukan wawancara dengan narasumber. (mengumpulkan data-data dan informasi yang diperlukan dari Ahli Sejarah setempat).
- Mencari dan mengembangkan materi yang didapat melalui browsing internet yang berhubungan dengan materi yang akan kami sampaikan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah:
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai objek wisata religi makam Syekh Anom Sidakarsa.
- Mengetahui tanggapan masyarakat tentang makam Syekh Anom Sidakarsa sebagai objek wisata religi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Pada umumnya, tujuan seorang mendatangi makam adalah untuk
berziarah dan bertawassul. Namun kedua hal tersebut menciptakan
perbedaan pendapat, ada yang melarang dan ada pula yang memperbolehkan. Adapun
mereka yang melarang akan hal tersebut dikarenakan anggapan mereka bahwa
berziarah kubur hukumnya haram dan ada yang mengatakan bid’ah. Benarkah
demikian?
Ziarah kubur adalah mendatangi
kuburan dengan maksud untuk mendoakan orang yang telah meninggal. Ulama sepakat
bahwa ziarah kubur sunnah hukumnya dan dianjurkan bagi orang islam ziarah kubur
baik kuburan keluarganya atau kuburan umum. Tujuan dianjurkannya ziarah kubur
adalah untuk mendoakan kepada ahli kubur dan sebagai ibrah atau pelajaran bagi
peziarah bahwa tidak lama lagi juga akan menyusul menghuni kuburan sehingga
dapat mendekatkan diri kepada Allah.
عن بريدة بن الحصب الأسلمي ص.م قال :
قال رسول الله ص.م :كنت نهيتكم
عن زيارة
القبر فزورها. رواه مسلم.
Artinya:
“Buraidah bin al-Hashib al-aslamy ra., berkata: Bahwa Nabi Muhammad SAW
bersabda: “Dulu saya pernah melarang kalian menziarahi kuburan, sekarang ziarahlah”
(H.R. Muslim)
Dari hadits di atas bisa kita
simpulkan bahwa memang pernah ada larangan tentang ziarah kubur, namun itu
hanya berlaku jika dalam berziarah tersebut dengan msaksud untuk meminta
bantuan kepada yang ada di dalam kubur (orang mati) bukan kepada Allah seperti
apa yang pernah terjadi pada masa awal berkembangnya islam dahulu.
Selain tujuan untuk berziarah,
kuburan atau makam juga sering digunakan sebagai sarana bertawassul
kepada Allah. Jika ditinjau dari segi bahasa tawassul dapat diartikan
sebagai permohonan, perantaraan dan suplikasi. Sedangkan jika ditinjau dari
segi istilah tawassul adalah memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau
terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah dengan menyebut nama seorang nabi
atau wali untuk memuliakan keduanya.
Ide dasar dari tawassul
ini adalah perintah Allah untuk beramal dan mendekatkan diri kepada Allah dan
mencari hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah. Firman Allah SWT:
“Dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya
(Allah).” (Q.S. Al-Ma’idah: 35).
Ayat ini memerintahkan untuk
mencari segala cara yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Artinya,
carilah sebab-sebab tersebut, kerjakanlah, maka Allah akan mewujudkannya. Oleh
karena itu kita dperkenankan bertawassul dengan para nabi dan wali
dengan harapan agar permohonan kita dikabulkan oleh Allah SWT, dengan catatan
kita menjadikan para nabi dan wali tersebut sebagai wasilah (perantara) agar
doa kita bisa tersampaikan kepada Allah.
B. Laporan Observasi atau Penelitian
1.
Lokasi Penelitian
Desa “ Grogol Beningsari, Duuh wadas Rt. 03/Rw. 03.
Petanahan.
2.
Objek Penelitian
Narasumber :
- Mbah Sukirno (juru kunci makam)
- Mas Gowangin (masyarakt setempat)
3.
Tanggal Penelitian
Penelitian dilakukan
pada tanggal 10-Desember-2016.
4.
Hasil Observasi atau Penelitian
A. Biografi Syaikh Anom Sidakarsa
Nama asli Syaihkh Anom adalah Dullah Sidiq. Namun ia lebih akrab di panggil
Anom, sedangkan Sidakarsa sendiri diambil dari kata “sida” yang artinya jadi,
dan “karsa” yang artinya keinginan.berarti Sidakarsa dapat diartikan segala
sesuatu yang diinginkan pasti terkabulkan. Beliau masih keturunan ke-5 dari
Raden Fatah. Beliau hidup pada zaman Hamengku Buono ke-IV. Konon beliau mrmang keturunan darah biru, namun
kecintaannya kepada sang Khaliq beliau lebih memilih menyebarkan Agama Islam
daripada mementingkan pangkat. Beliau merupakan salah seorang wali yang ikut
berperan serta dalam penyebaran agama Islam di Kebumen.
Dari informasi yang didapatkan, Syekh Anom memiliki
cucu yang bernama Syekh Mesir yang letak makamnya berada disebelah barat makam
beliau.
Syaikh Anom berguru kepada Syekh Abdul Awal bersama
tiga teman seperjuangannya yaitu Syekh Abdul Fatah yang saat ini makamnya
berada didaerah sentul, Syaikh Sahrowardi yang makam nya terdapat didesa
tanjungsari, dan salah seorang murid dari daerah setempat yang bertugas untuk
khutbah yang makamnya terdapat di daerah panggel.
B. Sejarah Makam Syaikh Anom Sidakarsa
Dari informasi yang didapatkan, makam Syekh Anom pertama kali dibangun oleh
Mbah Chamid Kajoran, Magelang pada tahun 1935. Dulu, sebelum makam dibangun
olehnya, orang-orang belum mengetahui dan justru takut untuk mengunjungi makam
Syaikh Anom (yang masih belum dibangun), sebab makamnya masih seperti makam
orang awam. Namun dengan kedatangan dari Mbah Chamid (yang melakukan riyadhah)
makam itu dibangun dan dibuat lebih rapi. Sehingga orang-orang tidak lagi takut
dan sungkan untuk beriazah ke makam tersebut.
Makam yang dulunya berbentuk
taarub (yang di bangun oleh Mbah Chamidi) kemudian direnofasi pada tahun 2003
dengan mempercantik dan memperluas makam tersebut. Diantara pernak-pernik yang
ditambahkan tirai (mihrab untuk menutupi makam), Musholla, Diniyahan (TPQ),
tempat parkir, serta waruing-warung di depan gerbang makam.
C. Karomah yang
dimilki oleh Syaikh Anom Sida karsa
1. Pada saat Anom masih nyantri pada Syaikh Abdul Awal, ia sangat ta’dim
kepada gurunya. Kemanapun gurunya pergi Anom selalu mengikutinya. Setiap pagi,
ia selalu membuatkan bakaran beton dan teh hangat kepada gurunya. Pada suatu
pagi, ia melakukan rutinitasnya (membuat teh hangat dan bakaran beton), namun
hingga sore, beton dan tehnya tidak di sentuh oleh sang guru. Anom kebingungan,
sebab gurunya tidak kelihatan sejak pagi.
Anom mencari informasi kepada
teman-temanya. Akhirnya dapat diketahui bahwa sang guru sudah pergi ke Mekkah
secara diam-diam tanpa sepengetahuannya. Dikarenakan sang guru tidak tega
mengajak anom dalam perjalanan ke mekah yang sangat jauh. Sebaliknya Anom sendiri
khawatir kepada gurunya, siapa yang akan mengurusi gurunya selama di Mekkah.
Lalu ia berniat menyusul gurunya ia berfikir jika pegi ke mekah biasanya
menggunakan perahu mancung namun yang ada difikirannya adalah mancung/manggar
kelapa, tanpa berpikir panjang ia langsung memetik mancung kelapa tersebut dan
langsung di bawa kelaut.
Dengan izin Allah dalam sekejap ia sudah sampai ke Mekkah
dengan menaiki mancung kelapa. Ternyata gurunya sampai di Mekkah empat bulan lagi.
Selama empat bulan menunggu gurunya, waktunya digunakan untuk beribadah kepada
Allah. Sesampainya gurunya di Mekkah, Anom langsung membuka bingkisan yang ia
bawa, Ternyata beton bakar dan teh yang ia bawa semenjak empat bulan lalu masih
panas seperti baru dibuat.
2. Semasa
hidupnya, Syekh Anon Sida Karsa terkenal memiliki kelebihan. Kabar itu akhirnya
sampai ke telinga para berandal di Ambal. Mereka pun datang menyatroni rumah
Syekh Anom, berjumlah 200-an orang. Sampai di lokasi mereka melihat ada keanehan,
yaitu meskipun rumah Syaikh Anom miring ke utara namun justru yang di sebelah
Selatan yang disangga kayu. Para berandal itu pun menganggap pemilik rumah
sudah tak waras lagi.
Ketika Syaikh Anom Sida Karsa mempersilahkan para begal
masuk ke dalam rumah, lagi-lagi mereka menganggap tuan rumah tak waras.
Bagaimana mungkin rumah sekecil itu sanggup menampung gerombolan yang berjumlah
demikian banyak, namun setelah masuk, ternyata rumah itu luas sekali. Seluruh
gerombolan hanya memenuhi satu pojok rumah saja. Barulah para berandal itu
sadar bahwa Syekh Anom bukan orang sembarangan.
Kebiasaan yang dilakukan oleh
Anom adalah menjamum setiap tamu yang dating ke rumahnya. Kebiasaan itu
dilakukan kepada brandal yang dattang ke rumahnya. Anehnya, makanan selalu ada, berapa pun tamu
yang datang setiap harinya. Para berandal dipesani agar tidak membuang tulang
ayam ke lantai. Seorang berandal sengaja membuang tulang ayam ke lantai, dan
tiba-tiba tulang itu berubah menjadi ayam lagi! Akhirnya para berandal itu pun
takluk kepada Syekh Anom.
D. Mitos-mitos yang berkembang
1. Sewaktu
renofasi makam untuk pembenahan, genteng yang diturunkan ke bawah ada yang
pecah. Teapi entah kenapa sewaktu genteng itu di naikkan lagi, gentengnya bisa
sesuai (pas dengan yang sebelumnya). Padahal sewaktu di turunkan ada yang
pecah. Secara akal sehat, seharusnya tidak bisa pas dong.
2. Ketika
pohon besar yang berada di sebelah makam di tebang. Ranting yang di atas makam
pas justru tidak jatuh ke atas makam. Ada angin yang tiba-tiba datang dan
mengalihkan jatuhnya ranting tersebut. Akhirnya ranting tersebut tidak jatuh ke
atas makam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan karomah yang di miliki Syekh
Anom, banyak masyaerakat percaya akan kewalian beliau, dengan di bangunnya
makam oleh Mbah Chamidi membuat semakin mencuatlah kewalian beliau. Sekarang,
makam tidak pernah sepi oleh para peziarah. Kesimpulan yang kedua ini lebih
dilihat dari sudut pandang pendidikan, bahwa (Syaikh Anom) mengajarkan kepada
kita dengan ta’diman kepada guru, pastilah akan ada waktunya menjadi orang yang
bermanfaat (balasannya), sekalipun bukan orang cerdas.
Dengan mendatangi (sekedar bertawasul dengan fatihah)
kepada Waliyullah (Syaikh Anom) itu sama saja sudah mendekatkan diri (takarrub), serta saling mendoakan-Syaikh
Anom-juga akan mendoakan yang mendoakan beliau. Pesan yang di sampaikan oleh
narasumber adalah jangan sampai datang ke situ (makam) hanya dengan maksud
mampir, tanpa mengirim (bertawasul)
kepada Syaikh Anom. Bertawasullah walau hanya dengan fatihah.
B. Saran
Adapun saran-saran yang
penyusun sampaikan sebagai berikut :
Diketahui
bahwa, makam syaikh anom ini adalah peninggalan bersejarah kota Kebumen, lalu
kenapa pemerintah tidak memberikan perhatian yang besar terhadap makam ini?.
Justru semakin mengunggul-unggulkan wisata lain (selain religi), padahal slogan
Kebumen itu adalah kota beriman. Penulis sangat berharap, pemerintah mau
mengulurkan tanganya kepada tempat-tempat yang seperti ini.
Berhubungan
dengan laporan (makalah), kami menyadari masih banyak sekali kekurangan, kami
mohon kritik dan saran yang bersifat transformatif-progressif supaya kami makin
semangat dan terus berusaha mengexplore wisata-wisata religi yang ada di
Kebumen.
C. Lampiran
Post a Comment