Pergulatan Demokrasi dan Politik ORMAWA di Kampus




Oleh Khasbi

Kampus Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen sedang dilanda demam politik. Setiap hari pembahasannya hanya politik politik dan politik. Mungkin ini sebuah kebutuhan bagi mahasiswa untuk menguasai sektor pembuat kebijakan. Baik itu-mereka-masuk BEM, SEMA, UKM ataupun organisasi intra yang lain. Namun sayang, semua itu hanya dirasakan oleh sebagian mahasiswa saja. 

Kenapa bisa terjadi?. Fenomena ini sudah biasa terjadi di lingkungan Kampus IAINU Kebumen. Mereka-sebagian-memperebutkan dan berlomba-lomba untuk masuk ke organisasi intra yang "menguntungkan".

Sayang sekali ketika sebagian Mahasiswa sedang asik dengan dunia perpolitikan kampus, justru Mahasiswa yang lain hanya biasa-biasa saja tanpa pernah merasa sedang masuk kedalam susana politik. Lebih miris lagi, mereka tidak tau dan tidak kenal dengan calon Presiden kampus (karena sekarang adalah eranya Pemilwa). Apakah ini bukan ketimpangan yang luar biasa?. Seharusnya para Mahasiswa itu mengenali dan paham dengan salah satu calon Presiden kampus. Kenapa harus paham?. 

Karena lewat pemimpin inilah segala keluh-kesah mahasiswa bisa tersalurkan. atau masih ada yang acuh tak acuh denga perpolitikan kampus?. Lalu bagaimana jika kita salah memilih?, atau justru ada desakan dari senior untuk tidak usah mengenal politik kampus?. Itu adalah sikap yang salah, Mahasiswa harus tahu tentang politik kampus agar mereka tidak dipilotiki oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.

Mahasiswa harus melek dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh lembaga kampus-baik itu lembaga intra kampus ataupun kitab sucinya kampus (AD/ART). Jangan sampai mahasiswa tidak mengetahui maksud dari kebijakan yang dibuat tersebut.

Demokrasi kampus harus berjalan selayaknya, jangan sampai ada akal bulus dari oknum-oknum tertentu yang mempergunakan kesempatan ini untuk meraup keuntungan pribadi ataupun golongannya. Itu tidak adil namanya. 

Keadilan sejati adalah kemampuan membagi sesuatu sesuai dengan porsinya. Jadi jika ada oknum yang menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi maka kita (mahasiswa) harus mengusutnya. kita (mahasiswa) harus berani tampil membela kebenaran. Jangan sampai kita ditindas oleh kebijakan yang dibuat oleh oknum-oknum yang seolah-olah berpihak kepada kita tetapi sejatinya itu malah sebaliknya.

Bukan hendak memaksakan untuk masuk kedalam ranah politik, tetapi kita harus mengenal dan bersahabat dengan politik. Politik tidak selalu berkonotasi buruk, tinggal bagaimana kita menyikapi dan menginterpretasikannya. jika kegiatan di kampus hanya kuliah pulang-kuliah pulang, lalu akankah berefek kepada perpolitikan kampus?. 

Tentu tidak, jadi marilah berbondong-bondong untuk masuk keranah politik ini, kita bisa mulai dengan berorganisasi. Wahai mahasiswa yang katanya mengedepankan rasional, gunakanlah segala kekuatanmu untuk memperbaiki dunia perpolitikan kampus. 

Post a Comment

Previous Post Next Post