Penalaran: Induktif dan Deduktif

                                                    


"afala tatafakkarun". (Al-Qur'an)

Oleh Khasbi


Setiap manusia diciptakan dengan kelebihannya masing-masing. Termasuk dalam hal berpikir atau bernalar. Bahkan dalam perspektif agama islam, doktrinal yang memerintahkan untuk berpikir ada banyak ayat dalam kitab sucinya. Bahkan, hukum fiqih juga berdasar pemikiran/pemahaman/penalaran.

Lalu apakah yang disebut dengan Penalaran ?. Menurut yang saya kutip dari Wikipedia, Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pemgamatan empirik) yang menghasilkan sebuah konsep dan sebuah pengertian.

Sedari dulu, zaman sebelum masehi (Yunani) mereka melakukan proses penalaran terhadap gejala-gejala alam. Hasilnya adalah proposisi-proposisi (pernyataan) yang mengatakan bahwa gejala alam seperti gunung meletus misalnya itu terjadi dikarenakan dewa (tuhan) sedang marah. Telah terbukti bahwa ternyata proses penalaran sudah terjadi sedari dulu. 

Kemudian berdasarkan penalaran seperti yang saya sebutkan di atas, muncul kembali sebuah penalaran yang baru. Proposisi-proposisi yang sebelumnya sudah tercipta kemudian mendapatkan proses penalaran kembali dan menghasilkan proposisi-proposisi kembali. Proses seperti itu juga dinamai dengan penalaran. 

Dari hal itu kemudian muncul dua jenis penalaran supaya menuai hasil proposisi yang kuat, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.

Dapat saya simpulkan bahwa Penalaran adalah proses berpikir manusia terhadap suatu "objek" dengan melalui perantara indra manusia yang kemudian menghasilkan sebuah prodak pemikiran yang utuh.



Post a Comment

Previous Post Next Post