4 Hitungan 4 Kali: Menulis dan Buang Hajat Itu Sama


Menurut Iqbal Aji Daryono, TUJUAN MENULIS adalah:


Melatih berpikir sistematis, melipatgandakan kecerdasan


Menulis bukan cuma aktivitas mengetik. Ia melibatkan tantangan untuk menyusun gagasan secara rapi, terstruktur, dan sistematis. Ini akan membentuk bukan cuma skill menulis, melainkan juga skill berpikir.


Pelepasan beban hidup dan emosi yang bertumpuk-tumpuk


Ada banyak orang kesepian yang tidak mampu menyampaikan isi hati secara lisan. Menulis bisa menjadi sarana ampuh penyaluran ekspresi. Diam dan memendam itu tak baik untuk kesehatan.


Kontribusi suara di zaman edan


Sekarang ini semua orang bisa bersuara dan didengarkan. Mulai profesor sampai segoblok-gobloknya orang. Jika Anda ingin menyumbangkan gagasan positif, rebutlah ruang-ruang yang riuh itu dengan tulisan bagus. Itu sumbangsih sangat penting.


Menyediakan pemberhentian, refleksi


Di zaman yang terobsesi dengan kecepatan, ketika banjir informasi menyerbu setiap saat, kita perlu rest area. Esai-esai renungan mendalam menemukan momentum nilai pentingnya. Umat manusia banyak yang muntah-muntah membaca terlalu banyak informasi. Mereka butuh refleksi.


Dokumentasi dan monumen diri


Gagasan kita mungkin banyak. Tapi tanpa menuliskannya, semua akan terbang lenyap entah ke mana. Baik sisi dokumentasi (atas ide dan imajinasi) maupun sisi eksistensial akan menemukan jalurnya dengan tulisan-tulisan kita.


Amal saleh


Jangan mati dulu kecuali Anda menuliskan pikiran-pikiran yang menyehatkan banyak orang. Ia akan mengalirkan pahala selamanya untuk kita. Tentu saja bagi yang percaya pahala. Bagi yang tidak, ya, itu akan menjadi peran konkret Anda bagi peradaban ini.


Self-marketing? Karier? Uang? Pengaruh?


Tulisan mencerminkan isi otak kita. Kemampuan dan kepintaran (atau kebodohan) kita akan tercermin dari tulisan-tulisan kita. Semua itu membentuk branding, menentukan bagaimana publik akan mengenal Anda, menentukan di jalur mana Anda akan bisa “memasarkan” diri Anda. Itu baru satu hal. Soal uang, jangan dikira penulis tidak bisa cari makan dari tulisan-tulisannya. Industri konten digital sedang ramai-ramainya. Industri tulisan cetak masih menyisakan banyak ruang lewat buku-buku. Industri periklanan masih terus membutuhkannya. Semua itu berkelindan sehingga membentuk “kekuatan” Anda, pengaruh Anda di tengah publik luas.


BEKAL


Menulis bukan pekerjaan “imajinasi” saja. Menulis, terutama untuk media (sosial), membutuhkan bekal. Detail konkret yang perlu diperhatikan:


Tren

Penulis harus luwes mengubah dirinya. Misalnya menjadi seorang admin media sosial. Dia harus rajin memantau tren, kebiasaan-kebiasaan baru, diskusi baru. Bukan hanya tren di dunia maya, penulis juga harus peka dengan perkembangan tren di “dunia nyata”.


Tren dunia nyata berkaitan dengan kejadian di sekitar kita. Apa yang kamu rasakan di kampus, sekolah, tempat kerja, keluarga, lingkungan? Serap dan catat.


Kunci: biasakan membuat daftar kata-kata yang kamu temukan hari itu. Pilah dan pilih, kata-kata baru atau yang menarik saja. Perbendaharaan kata berguna untuk membuat tulisanmu lebih variatif.


Identifikasi


Baik pers mahasiswa atau sebuah media profesional punya identitas. Mojok punya tanda pengenal yang dirangkum dalam sebuah kalimat yang berbunyi: “Sedikit nakal banyak akal”. Kalimat itu bukan penghias kaos komunitas saja, tetapi sebagai patokan kerja redaksi.


Kenali tempatmu berada. Media bukan Mojok membutuhkan pendekatan yang berbeda. Mungkin menggunakan bahasa yang baku atau semi-baku. Mojok menggunakan bahasa yang “santai”. Mengizinkan penulisnya untuk menabrak pakem dan kaidah. Namun, bukan berarti melupakan kaidah yang sudah disepakati.


Misalnya menggunakan makian berbahasa daerah untuk memperkuat penyampaikan kalimat: “Dengkulmu mlocot! Mbahmu kiper!”. Identifikasi seperti itu tidak mungkin kamu temukan di Kompas atau Tirto. Berhasil menyesuaikan diri juga tanda penulis yang berkembang.


Kunci: pelajari KBBI dan segala aturan penulisan. Pasang aplikasi KBBI offline sebagai alat bantu. Selalau curiga dengan penulisan dan makna kata.


Identifikasi juga termasuk kerja-kerja membaca calon pembaca. Misalnya identifikasi jenis kelamin, usia, pendidikan, domisili, profesi, dan lain-lain. Mojok menyasar pembaca usia 17 sampai 24 tahun. Maka, gaya bahasa yang “diizinkan” disesuaikan dengan rentang usia tersebut.


Identifikasi dirimu jangan sampai lupa. Banyak perempuan yang lebih nyaman ketika menulis tema-tema perempuan. Banyak penulis sepak bola yang ternyata nyaman ketika membuat analisis taktik atau menulis dari sisi kemanusiaan saja. Jika kamu menemukan titik itu, segera perdalam dan perkuat. Dari sana identitas diri terbentuk.


Kunci: temukan titik nyaman terhadap tema, tapi jangan terpaku kepadanya saja.


Interaksi


Teman menulis, katanya, adalah membaca. Kesepian dong temannya cuma satu. Teman menulis adalah interaksi dan di dalamnya mengandung banyak detail. Misalnya di dalamnya ada mendengarkan; lagu, orang ngobrol, orang bertengkar, radio, suara jangkrik, suara kentut. Ada pula menonton; ada film, Youtube, Tiktok, bokep, televisi, dan lain sebagainya.


Melihat pemandangan dan keramaian saja sudah saya anggap interaksi. Kebiasaan ini disebut sebagai observasi atau mengamati hal-hal sampai ke detail. Misalnya, ciri fisik seseorang sebagai bahan deskripsi, gaya berbusana, kebiasaan mengecap ketika makan, kebiasaan harus duduk ketika minum, dan lain sebagainya.


Kunci: detail tulisan akan mengikat pembaca tetap ada di dalam tulisanmu.


Dari sini ide lahir.


Media sosial adalah tempat berlatih interaksi paling murah dan cepat. Tidak hanya tren yang bis dipantau dan dicatat. Amati cara orang berkomentar, cara mereka menyusun kalimat, cara mereka mempertahankan argumen. Beranikan diri untuk terjun ke dalam perdebatan. Asah kemampuanmu menyusun kalimat yang logis dan ringkas.


“Kita wajib mempertanyakan setiap asumsi publik yang tersebar secara pasaran. Curigailah. Bantahlah. Risikonya, Anda akan menghadapi hantaman banyak orang. Tapi, tanpa pernah berani melawan asumsi publik, pikiran kita ya cuma akan jadi pikiran bangsa manusia pada umumnya.” – Iqbal Aji Daryono.


Interaksi juga mencakup diskusi. Idealnya, ada jarak dengan tulisan setelah kamu selesai menulis. Zen RS pernah berkata, setelah selesai menulis, jangan langsung dibaca, tetapi tinggal pergi. Kamu bisa merokok, boker, twitteran, nonton, senam tai chi, jogging, gibah, berbuat dosa, dan lain sebagainya.


Jarak membuat kamu lebih bisa membaca tulisan secara objektif. Tujuannya, untuk menemukan bagian yang cacat logika, bukan hanya salah ketik saja. Oleh sebab itu, keberadaan editor sangat penting. Mojok membuat penulis punya jarak dengan tulisannya.


Sebagai latihan, kamu bisa bertukar tulisan dengan teman. Pilihan menarik saya tawarkan: silakan bagikan kepada orang lain yang betul-betul tidak kamu kenal supaya mendapatkan penilaian yang lebih jernih. Tentu saja, seizin orangnya, ya.


4 Hitungan 4 kali


Mari menulis.


Satu dasar yang saya yakini ampuh untuk membangun dasar bisa dirangkum ke dalam satu kata: “sederhana”. Saya membuatnya menjadi rumus “4 hitungan 4 kali”. Maksudnya bagaimana?


4 hitungan: Satu paragraf memuat 4 kalimat. Satu kalimat membuat 4 kata.


4 hitungan: Ulangi satu paragraf sebanyak 4 kali untuk 1 tulisan sebagai latihan.


Kalikan 4, kalikan 4 lagi, dan lagi sampai tangan pegal dan kamu bosan!


Petunjuk saya adalah kalimat: “Ibu memasak ikan di dapur” = kombinasi dari Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan. Ingat, syarat dari kalimat adalah memiliki predikat. Ia bisa muncul di dalam kalimat, bisa juga lesap. Ini pelajaran tingkat lanjut jadi kita lewati saja.


Kunci: biasakan membuat kalimat pendek dengan rumus di atas.


“Kalimat yang bagus adalah kalimat sederhana. Namun, menyederhanakan kalimat tidak sesederhana kedengarannya.” – B. Rahmanto, dosen Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.


Menulis itu hendaknya seperti buang hajat: rutin.


Pencernaan yang sehat membuatmu bisa boker setiap pagi. Rutin. Dengan tekstur tahi yang sempurna dan terasa memuaskan ketika ia meluncur masuk ke lubang toilet.


Tulisan yang bagus adalah susunan kalimat pendek yang tidak perlu dibaca dua kali untuk memahami maknanya. Apakah kamu punya kebiasaan memasukkan lagi tahi lalu mengeluarkannya lagi? Sama seperti tulisan. Sekali jadi dan sederhana nikmatnya.


Kunci: disiplin untuk berlatih. Jangan mengeluh ketika latihan. Bikin target per hari 10 tulisan pendek dengan komposisi 4 paragraf. Per paragraf berisi 4 kalimat. Per kalimat berisi 4 kata. Ingat, mereka yang setia mengalahkan mereka yang datang dan pergi.


Sebagai latihan, ukur seberapa cepat kamu bisa menyelesaikan satu tulisan dengan komposisi 4 paragraf. Semakin cepat, tentu semakin baik. Ingat, kejelasan tulisan harus sudah beres. Itulah gunanya latihan dan disiplin.


Kemampuan ini akan berguna jika kamu bekerja di media online sebagai penulis hardnews. Kemampuan menyusun tulisan sederhana dengan kecepatan tinggi akan membantumu lebih cepat berpikir.


Karakter


Membuat tulisan berkarakter tidak bisa dipelajari begitu saja. Karakter menyesuaikan dengan caramu berpikir dan memandang sesuatu. Agus Mulyadi menulis hal-hal yang dekat dengan dirinya. Misalnya soal pengalaman sunat ala militer. Ahmad Khadafi, sebagai santri dan guru agama, sangat luwes ketika menulis artikel dengan tema-tema tersebut.


Kedua penulis Mojok tersebut sudah selesai melakukan identifikasi dan interaksi sebelum menulis. Mereka punya “pakem” di dalam kepala masing-masing. Pakem tersebut dari hasil latihan yang panjang dan kedisiplinan menulis. Bisa saja dulu, karakter kemudian.


Contoh: Cermati tulisan Dahlan Iskan di situsweb pribadinya (disway dot id) atau Puthut EA di situsweb Mojok di rubrik Kepala Suku (mojok dot co/komen/kepsuk).


Dahlan Iskan (temukan ciri beliau):


Virus Wuhan membuat saya hampir 'lupa permanen' menulis perkembangan terbaru di Amerika.


Bahkan lupa juga bahwa besok adalah ulang tahun ke-2 DI's Way. Begitu ingat sudah sangat terlambat.


Saya harus tiga kali memutar kembali pidato Presiden Donald Trump ini. Yang di depan forum gabungan DPR dan Senat itu. Yang disebut pidato State of the Union itu. Yang panjangnya 1,5 jam itu.


Inilah pidato yang dibuka dan ditutup dengan adegan permusuhan. Yang didemonstrasikan dua tokoh puncak eksekutif (Presiden Trump) dan legislatif (Ketua DPR Nancy Pelosi).


Puthut EA:


Dua minggu terakhir ini, demonstrasi dalam skala kecil dan menengah mulai bermunculan. Tensinya semakin meningkat. Dalam minggu ini, di berbagai kota akan digelar demonstrasi dalam skala yang makin masif.


Isu yang dibawa beragam. Mulai dari penolakan atas revisi UU KPK yang baru saja disahkan, penolakan atas RUU KUHP, sampai penolakan atas RUU Pertanahan. Termasuk juga tuntutan agar segera diproses secara hukum, perusahaan yang nyata melakukan kejahatan ekologis, yang mengakibatkan kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan.


Mari buang hajat!


***

Post a Comment

Previous Post Next Post