Berikut ini kesimpulan yang saya dapatkan dari beberapa narasumber yang menyampaikan materinya:
Pembelajaran Mendalam yang kami pelajari hari ini di Sruweng bukanlah materi baru, bukan kurikulum baru, juga bukan buku paket baru; ia adalah perubahan paradigma sekaligus metode yang mengajak kami berhenti mengejar “selesai” dan mulai mengejar “sampai ke hati”.
Kami disadarkan bahwa selama ini kami bangga anak hafal nama-nama malaikat, padahal yang lebih penting adalah anak pulang ke rumah lalu bertanya, “Bu, apa malaikat tahu kalau aku sedang takut?”
Kami diajak berani memperlambat: satu ayat bisa kami dalami berbulan-bulan asal anak benar-benar jatuh cinta, karena anak zaman sekarang tidak kekurangan informasi, melainkan kekurangan makna yang membuat agama hidup di dada mereka.
Hari pertama pelatihan ini bukan sekadar pengenalan teknik, melainkan pertobatan kolektif para guru PAI: dari mengajar “tentang” Allah menjadi mengantarkan anak-anak bertemu Allah lewat pelajaran kami—dan pertemuan itu, ternyata, harus dimulai dulu dari hati kami sendiri.
Post a Comment